Menengok Lebih Dalam Taman Bungkul

SURABAYA – Berkeliling Surabaya tidak lengkap jika belum mengunjungi Taman Bungkul. Taman yang terletak di Jalan Raya Darmo ini sering dijadikan jujugan bagi para wisatawan, baik domestik maupun manca Negara, kalangan orang tua, remaja, hingga anak-anak. Pasalnya, taman ini tak hanya menawarkan keindahan tamannya, wisata religi hingga wisata kuliner juga ada di sana.

Lengkap, Murah Meriah

     Taman seluas 1400 m2 ini dilengkapi dengan area Skateboard dan sepeda BMX track, jogging track, area open stage yang biasa digunakan untuk live performance, dan area green park. Selain itu, pihak Telkom telah memfasilitasi taman ini dengan telpon umum koin dan jaringan free wifi, namun fasilitas wifi kini hanya dapat diakses di beberapa titik saja serta menggunakan security code, hal tersebut dikarenakan banyaknya tindak kecurangan yang sering kali terjadi. Moreover, toilet yang disediakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Bungkul kini tidak lagi berbayar, alias gratis! Jadi, tang ting tung, untuk menikmati beragam fasilitas tersebut kita hanya perlu merogoh kocek 2000 rupiah untuk parkir kendaraan bermotor. Murah meriah bukan?

     Kongkow dan refreshing bersama rekan ataupun keluarga menjadi lengkap ditemani kopi atau teh hangat dan snack yang ditawarkan oleh penjaja makanan yang makin ramai di malam hari. Selain minuman hangat dan snack, beragam barang dan jasa juga dijajakan di sana, seperti tattoo temporary, jasa lukis langsung jadi, mainan anak-anak, hingga penjual pernak penik accessories.

Wisata Kuliner

     Bagi yang ingin berwisata kuliner, tak perlu khawatir, karena di belakang taman bungkul terdapat Sentra PKL Taman Bungkul yang siap buka hingga pukul 23.00 WIB. Menurut Soebakri Siswanto selaku pengelola, terdaftar 50 stand warung yang ada di Sentra PKL yang berada di bawah naungan Dinas Koperasi Pemkot Surabaya ini.

Tempat Bersejarah

     Menengok lagi ke dalam, di tengah Taman Bungkul terdapat Makam Mbah Bungkul. Tak banyak yang tahu kalau Taman Bungkul sebelumnya adalah makam umum warga. Makam ini sudah ada sekitar 500 tahun yang lalu. Mbah Bungkul yang merupakan tetua dari Wali Songo ini wafat dan dikebumikan di area ini pada tahun 1403 silam. Kemudian seiring berkembangnya tata kota, taman yang dulunya makam ini direvitalisasi dan diresmikan pada tanggal 21 Maret 2007 oleh Walikota Surabaya saat itu, Bambang DH.

     Perlahan suasana makam Mbah Bungkul yang sebelumnya magis, tenang dan khusyuk sebagai tempat ziarah, kini harus tenggelam di tengah ramainya taman hiburan di sekitar makam. Ichwan selaku juru kunci makam menyayangkan hal tersebut. “Sebenarnya sah-sah saja, mbak, tapi saya jadi keberatan karena sekarang tempat ini disalahgunakan. Apalagi hampir setiap minggu ada acara music yang keras, akhirnya mengganggu orang-orang yang pengen khusyu’ ibadah di sini,” tandasnya. (al)

2 thoughts on “Menengok Lebih Dalam Taman Bungkul

Leave a comment